Dipondok ini, banyak hal yang harus aku serap dengan lumayan
sulit. Banyak ilmu yang aku dapatkan disini. Pelajaran pokok disekolah saja
jumlahnya 30. Tapi Bukan hanya pelajaran disekolah yang kudapatkan. Cara
bergaul yang baik harus selalu dilakukan disini, karena kita tidak tinggal
bersama kedua orangtua ataupun adik dan kakak kita. Melainkan dengan
teman-teman yang memiliki berbagai macam kriteria. Ada yang pemarah, baik hati,
pelit, ada juga yang lolanya kebangetan. Jadi kita tidak bisa hidup seenaknya
disini, harus jadi pribadi yang baik kalau ingin nyaman tinggal disini.
Dipondok ini, aku gak punya harta. Aku gak punya handphone,
perhiasan, apalagi uang di ATM. Yang kupunya hanya buku – buku pelajaran yang
itupun warisan dari kakaku yang dulunya pernah sekolah dipesantren juga. Tidak
seperti kebanyakan santri disini, setiap tahun pelajaran berganti. Mereka
membeli buku-buku pelajaran yang baru, lengkap pula. Beruntungnya !
Tapi aku tetap bersyukur, masih diberi kesempatan oleh Allah
untuk membeli buku yang kurang lengkap. Dan aku bangga, karena aku membelinya
dengan uang yang ku dapatkan setiap tahun ketika aku mendapatkan beasiswa dari
pondok ini. Diam-diam, sebagian uangnya aku gunakan untuk memenuhi kebutuhanku
dipondok juga, gini-gini aku juga ingin memiliki mungkena baru, sepatu baru,
dan pakaian baru. Buku-buku yang dibazarkan juga menarik diriku untuk
membelinya, lumayan kan buat nambah-nambahin koleksi buku bacaan. Jadi selama
itu masih bermanfaat, why not ? kenapa kacang ?
Hartaku dipondok ini ya Cuma ilmu, buku-buku yang covernya
sudah mulai usang juga masih terjaga
dengan baik. ada yang diberikan oleh Ayah, paman, atau kakak. Semuanya aku
selalu jaga. Karena hidup dengan ribuan orang disini, tidak boleh teledor,
meletakkan barang sembarangan saja, semenit kemudian mungkin sudah lenyap.
Ini dia sebagian asetku …
Aku dapatkan ini semua secara gratis, kamus-kamus tebal ini
semua adalah pemberian dari guruku, paman, kakak dan semuanya sudah lengkap
untuk aku gunakan di sekolah. ada kamus Munawir Bahasa Arab, Munawir bahasa
Indonesia, kamus Oxford, Kamus Arab Munjid, kamus B. Indonesia dan B. Inggris
kar. John Ecol dan masih banyak lagi.
Dan aku tak pernah lupa, untuk menempelkan photo kedua
orangtuaku di dalam lemari, tepatnya didepan buku-bukuku agar aku semangat
belajar. Dan juga photo kedua adikku yang selalu menjadi motivasi untukku, agar
bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adikku kelak.
Doakan ya, kelak aku akan membahagiakan mereka. Menjadikan
pemberian mereka tak akan sia-sia begitu saja. Aku Janji !
No comments:
Post a Comment