CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday, November 3, 2012

Survey plus –plus


Hei-hei, tau gak sih.. gak juga gak papa sih . Gak bakal di denda kok (ih gazebo)
Ternyata di sudut kota garut ada tempat yang we should say WOW lho! :) , hehe.. maklum for me its very wonderful.. gimana enggak! di Depok, rumahku ditinggal. Panas, bising, macet, banyak ruko, blum lagi banyak sekolah, then  so pasti banyak murid-muridnya yang pada gerombolan dijalan raya and made a hatefull traffic jam. Juli lalu, aku dapet kesempatan emas, untuk keluar pondok demi melakukan survey tempat untuk kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan. Alhamdulillah, it’s very something! I get it free :D
Aku dan Maryam, dua sahabat yang gak pernah bisa nyambung dan selalu ribut, akhirnya menemukan tempat yang bisa membuat kami berpose sedekat ini. Looks very hot wheater padahal, kalau kamu rasa-rasain, disini dingin walaupun sinar matahari tetap brightly shining namun udaranya tetap sejuk, dan BbrRrrrRr..


Tempat ini tepatnya di desa Ciarok Limbangan, Garut. Kalo kamu ke garut coba deh sempatkan kesini. Lumayan, bisa re-fresh mind kita. Dan aku jamin, kamu bisa lihat langit dengan keadaan yang berbeda.. hamparan sawah yang membentang luaaaaaaaaaaaaaassssssss bangggets dan langit biru yang selalu setia memayungi dengan damai, sumpah.. luas bumi gak kebayang. 
Dan friend,,, just guest.. apalagi yang terjadi setelah itu.. aku mengendarai motor, motor teman motor ! gile bener kan ! aku mengendarai motor-nya bukan dijalanan kampung yang aman, tentram, tapi dijalan Raya Limbangan-Garut-Bandung yang kamu harus bayangin, jarang banget kita nemuin mobil pribadi disana, kebanyak kendaraan yang lewat itu mobil yang ukurannya extra jumbo ; Truk, bus, molen, dan mobil-mobil jumbo lainnya yang super duper gede, aku aja sampe ngeri ngeliatnya. Tapi dengan modal nekat, aku tancap gas 80 km/jam lho ! lumayan angin yang menyusup dari sela-sela tanaman pada mengusap wajah kami dengan cukup ganas. 
Maryam dibelakangku hanya bisa teriak sekencang-kencangnya kegirangan. Gak tahu kenapa. Besar kemungkinan karena dia happy banget bisa aku bonceng atau mungkin saja dia bahagia kelwatan karena gak pernah naik motor sebelumnya. Pengalaman pertama nih, mengendarai motor di sepanjang jalan yang dikelilingi dengan panorama yang indah, sawah, dan bukit yang Subhanallah.  I like it so much ! .
beberapa saat, sebelum keluar kota Garut, sempetin dulu untuk mampir ke Situ BAGENDIT. Disana kamu bisa menikmati panorama yang indah dari Gunung.. (aduh gunung apa toh namanya, aku lupa) sambil bermain air di atas danau dengan menaiki perahu bebek, atau Ikan Raksasa. Nih aku pengen bikin kalian pada iri.




harga tiket masuknya gak mahal kok , Cuma 8000 rupiah, tapi supaya kamu bisa mengayuh perahu ikan raksasa kamu harus mengeluarkan 20.000 ribu dari kocekmu/bebek or ikan raksasa. Tapi kita gak usah khawatir semuanya bisa kebayar, lebih puasss bahkan. Karena bukan hanya menikmati indahnya alam, kamu juga bisa mampir di restoran sederhana ditengah – tengah situ Bagendit ini.
Dan friend, perjalanan belum berakhir. Jangan lupa juga mampir kesini nih
Pastinya pada laper kan, gak usah pusing.. kalau kamu termasuk orang yang suka makanan sunda apalagi minuman favorite kamu adalah JUice Strwbery. Kamu wajib kunjungi nih tempat. Masih di Jln. Raya Limbangan gak jauh dari Ciarok tadi, kamu bisa temui restoran sunda yang namanya “Pak De Leiut” terkenal dengan nasi liwet dan juice strawberry nya yang diblender sekilo sekaligus, jadi puasnya selangit deh.





Bukan Cuma itu, disana ada Kebun strawberry-nya, Kicir Air, Pusat Kerajinan tangan dari Tanah liat. Dan kamu juga bisa sekaligus belajar membuat kerajinan itu dari tanah liat langsung. Banyak kerajinan hasil karya anak – anak yang ditinggal disana .
Tempat makan yang nyaman, menjadikan kita betah .. sampe-sampe kita sempat tertidur disana saking kekenyangannya (padahal sih istirahat colongan)… 
asyik.. ingin rasanya mengulang moment ini .

How dare you are !

tatapan kosong, mengharap sesutu yang lebih baik :)
Yah, lagi dan terus-terusan terjadi lagi… evaluasi kepengurusan akhir-akhir ini selalu saja penurunan yang menjadi pembahasan. Bukan, bukan penurunan kualitas kegiatan disini. Tapi ada saja pengurus yang melanggar peraturan yang ia buat sendiri. Sehingga, kena marah lah hasilnya. Dihukum, dan menyesal, kemudian malu, lalu malas, dan ogah lagi untuk melakukan kewajibannya sebagai pengurus.
Pengurus kamar santri dewasa ini juga semakin tak bisa diharapkan, masalah yang timbul di kamar sudah terlalu menumpuk dan membuat pengurusnya jenuh dan kualahan mulai dari sulit dibangunkan, piket tidak teratur, tidur larut malam karena terlalu lama curhat dengan temannya dan masih banyak lagi. Apa yang harus aku lakukan, sebagai ketua pusat pengurus yang ada di pondok ini, aku harus melakukan sesuatu, sesuatu yang bisa sedikit memperbaiki semua yang semakin rusak. At least, masih bisa diklaim Becus !
Malam itu, pukul 23.00..
Tengah gelapnya malam, mulai menelan suara yang bergeming…
Aku sengaja, memeriksa keadaan seluruh santri ketika mereka tidur. Seorang santri walaupun menjelang lelapnya, dia harus tetap mematuhi peraturan, tidur tepat waktu, menggunakan pakaian tidur, piama atau lainya, asal jangan pakai daster atau nightdress-nya pengantin baru, yang terpenting mereka harus menggunakan celana panjang selama tidurnya dan juga menggunakan baju yang mencukupi bahunya. Jumlah kamar disini lumayan banyak.. mungkin  jumlahnya sekitar 45an lah. Satu persatu mulai ku periksa, dari kamar ke kamar aku masuki, walau saat itu aku lelah.. tapi aku tak bisa terima, rasanya seperti ditampar berkali-kali, dipukul dadaku dan di injak-injak dengan kakinya. Huh ! entah, malam itu emosiku memuncak rasanya ingin kumarahi semua yang ada didepanku.
Kamar ke 30 sudah aku hampiri, masih saja aku temukan santri yang sibuk menghafal, ataupun mengerjakan PR-nya. Aku tak boleh tinggal diam. Walau belajar itu hal yang positif untuk dilakukan, tetap saja, ia melakukan hal yang salah. Waktu tidur malam malah dilakukannya untuk belajar, logikaku berkata, esok hari ia akan tertidur dikelas, so lebih baik waktu malam hari itu digunakan untuk tidur dan beristirahat yang cukup.
Keadaan sunyi sekali saat itu, tak ada teriakan apalagi suaru gemuruh dari gerombalan santri yang berlalu lalang, semua terbaring, nyenyak dalam lelapnya. Tapi dalam keheningan, aku tersadar, ada suara orang yang sedang berbicara, entah sedang bercanda, berantem, atau curhat atau apalah kurang peka.. aku tengok sejenak, aku mendapati seorang santri dengan rambut ikal yang ia kuncir rapih, pakaian tidur pun sudah ia kenakan, tubuhnya membelakangiku, sehingga ia tak sadar bahwa aku ada di belakangnya. Ia berbicara dengan santri yang sudah terbaring lebih dulu diatas mattress-nya menggunakan bahasa Indonesia sesuka hatinya padahal peraturan yang kami taati, dan seluruh santri selalu lakukan, yang telah menjadi mahkota sekolah kami. Bahasa resmi yang digunakan dalam percakapan sehari-hari hanya 2, English and Arabic.. yeah.. hanya dua itu saja, selain dari itu, maka palanggaran telah ia lakukan !
“yaudah si, gue juga gak mau.. besok aja lah di kelas” sangat jelas ku mendengarnya. Banyak perkataannya sebelum itu yang dia bicarakan juga pada temannya. Temannya menyadari kedatanganku dan ia pura-pura tertidur.
“ehem.hm…hm” ku coba memulai
“what are you talking about sista ?” aku Tanya dia dengan tegasnya.
“urgh!.. no.. no.. nothing” gugup, terbata-bata ia paksakan untuk menjawab
“u think I don’t know what u’ve talked about! I heard u from just now ! I get u now ! why u do like this sista ? aku Tanya dia lagi, dengan tegas dan tenang, aku perhatikan wajahnya, sampai ia merinding melihatku, tingginya 20 cm dibawahku. Kebayang gak tuh.
“im sorry sista, im sorry, I won’t repeat it again, please forgive me” pintanya padaku.
“ok, ok,… I just want to know  why you are speaking by Indonesian and you’ve known how the rule is, don’t you know that speaking by Indonesian is forbidden here ! ku coba memperjelas yang keliru.
“sorry..” ia memelas.
“ I ask you , why ? just answer me why ? why ? why ? tell me what your name is?”
“Diana.. im Diana.. 4 class”
“why? You can’t speak English? Is it difficult for u ? hey ! you are 16 sista !
Hening …
“WHY ! suraku naik , aku bentak ia. Aku tarik kerah bajunya. Gemetar ia rupanya.
“ups sorry, don’t make me angry . that’s why, answer my question”. Menyebalkan, ia hanya terdiam, membisu, mungkin takut, mungkin juga tak bisa bicara. Sungguh.  sungguh menyebalkan!
Diam. Dan Diana Menunduk.
“don’t you know, how much we’ve struggle only for improving the language quality here! U think easy to manage a thousand students here?” Emosiku memuncak, wajahku memerah. Cukup ! “do not repeat again” kata terakhir yang aku ucapkan sambil beranjak keluar kamar.
“yes sista, I’ll do it”
Pemeriksaan kamar belum aku tuntaskan. Setelah kejadian tadi aku menunduk, termenung, memikirkan bagaimana bisa aku membentak seseorang sekeras itu ? untungnya  aku menggunakan bahasa inggris saat itu, andaikan tidak, mungkin kata – kata yang tak pantas bisa keluar mewakili emosiku saat itu. Damn it ! Tak apalah, ini hanya sebuah teguran, ia telah meremehkanku sih. Aku tak suka itu. Usth Ela pembimbing yang selalu setia membina dan mengarahkan aku dan kedua partner-ku selalu bilang, “sebagai pemimpin kita harus punya taring. Agar mereka tidak meremehkan kita”. Rupanya, tak semudah yang kubayangkan.
 Aku bergegas menuju kamar. Kemudian tidur.
Pagi hari ku bangun, walau lelah tapi ku tetap mencoba memperbaiki hari ini. Ku lupakan kejadian semalam. Belajar dikelas. Dan tuntas kulakukan, langsung ku kerjakan kewajiban lainku.
Hingga sore hari tiba, aku dipanggil oleh Pembina Kepengurusan untuk datang kekelas, Usth Izzah namanya ia adalah putri pertama Pak Kiai, pimpinan dipondokku, kukira akan ada masalah baru yang tak jauh tentang pelanggaran pengurus lagi, atau mungkin ada pekerjaan baru yang harus ku selesaikan hari itu. Tapi semua itu salah. Tak seperti apa yang kupikirkan, namun suatu hal yang begitu cepat merasuk dalam rongga telingaku dan langsung menyumbat pernafasanku. Aku di fitnah. Dalam hatiku berkata. “Apalagi ini ?”
“sulis, saya sudah menghadap pak Kiai untuk mengklarifikasi semua, untung saya tidak terlambat. Kalau saja berita ini terdengar oleh Pak Kiai, tak tahu bagaimana kamu sekarang!” ujar Usth Izzah memulai pembicaraan.
afwan ya ustadzah. Saya tidak mengerti” dengan gugupnya aku bertanya.
“kamu tenang saja sulis, kemarin orangtua Diana langsung membawanya pulang kerumah, ia menelepon ke Usth ela dan langsung mengadu bahwa diana kamu pukul di bagian dadanya, maka dari itu orangtuanya membawanya pulang kerumah tanpa izin terlebih dahulu. Yah, walaupun nadanya agak nyolot, keliatannya sih ia marah dan ia mengancam akan menuntut kamu dan datang ke Pak Kiai”
“a..a..apa ? Ustadzah saya gak mungkin melakukan itu, ustadzah percayalah” lemas, darah seketika mengumpal di otak ku, aku takut.
“kami percaya padamu sulis, kamu tak mungkin melakukan ini, saya dengar kamu hanya membentak dan menarik bajunya saja? Jangan takut kami akan bertanggung jawab atas kamu, lain kali kamu harus lebih dewasa menghadapinya. Kami semua tahu bagaimana sifat Diana, ia sudah beberapa kali melanggar peraturan bukan kali ini saja” Usth Izzah mencoba menenangkanku.
Syukron ya Ustadzah” aku bersyukur, karena aku masih bisa selamat. Bayangkan, apabila aku seorang santri perempuan yang memukul adik kelasnya hanya gara-gara pelanggaran bahasa yang dilakukan, namaku bisa tercoreng, dan telah menuliskan kisah buruk untuk Pak Kiai, yang sampai saat ini masih kupukirkn bagaimana agar Pak Kiai mengenal ku. Masa iya, aku terkenal dengan keselahan ini.
Setelah beberapa lama aku berbincang-bincang, segera aku tinggalkan kelas dan bergegas menuju masjid. Sambil menunggu maghrib aku membaca Rotib Al-Haddad dan kuluapkan semua dalam tangisan haru dihadapan Tuhanku. Aku yakin “La Tahzan Innallaha Ma’ana”.

Asetku


Dipondok ini, banyak hal yang harus aku serap dengan lumayan sulit. Banyak ilmu yang aku dapatkan disini. Pelajaran pokok disekolah saja jumlahnya 30. Tapi Bukan hanya pelajaran disekolah yang kudapatkan. Cara bergaul yang baik harus selalu dilakukan disini, karena kita tidak tinggal bersama kedua orangtua ataupun adik dan kakak kita. Melainkan dengan teman-teman yang memiliki berbagai macam kriteria. Ada yang pemarah, baik hati, pelit, ada juga yang lolanya kebangetan. Jadi kita tidak bisa hidup seenaknya disini, harus jadi pribadi yang baik kalau ingin nyaman tinggal disini.
Dipondok ini, aku gak punya harta. Aku gak punya handphone, perhiasan, apalagi uang di ATM. Yang kupunya hanya buku – buku pelajaran yang itupun warisan dari kakaku yang dulunya pernah sekolah dipesantren juga. Tidak seperti kebanyakan santri disini, setiap tahun pelajaran berganti. Mereka membeli buku-buku pelajaran yang baru, lengkap pula. Beruntungnya !
Tapi aku tetap bersyukur, masih diberi kesempatan oleh Allah untuk membeli buku yang kurang lengkap. Dan aku bangga, karena aku membelinya dengan uang yang ku dapatkan setiap tahun ketika aku mendapatkan beasiswa dari pondok ini. Diam-diam, sebagian uangnya aku gunakan untuk memenuhi kebutuhanku dipondok juga, gini-gini aku juga ingin memiliki mungkena baru, sepatu baru, dan pakaian baru. Buku-buku yang dibazarkan juga menarik diriku untuk membelinya, lumayan kan buat nambah-nambahin koleksi buku bacaan. Jadi selama itu masih bermanfaat, why not ? kenapa kacang ?
Hartaku dipondok ini ya Cuma ilmu, buku-buku yang covernya sudah mulai usang juga  masih terjaga dengan baik. ada yang diberikan oleh Ayah, paman, atau kakak. Semuanya aku selalu jaga. Karena hidup dengan ribuan orang disini, tidak boleh teledor, meletakkan barang sembarangan saja, semenit kemudian mungkin sudah lenyap.
Ini dia sebagian asetku …


Aku dapatkan ini semua secara gratis, kamus-kamus tebal ini semua adalah pemberian dari guruku, paman, kakak dan semuanya sudah lengkap untuk aku gunakan di sekolah. ada kamus Munawir Bahasa Arab, Munawir bahasa Indonesia, kamus Oxford, Kamus Arab Munjid, kamus B. Indonesia dan B. Inggris kar. John Ecol dan masih banyak lagi.
Dan aku tak pernah lupa, untuk menempelkan photo kedua orangtuaku di dalam lemari, tepatnya didepan buku-bukuku agar aku semangat belajar. Dan juga photo kedua adikku yang selalu menjadi motivasi untukku, agar bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adikku kelak.
Doakan ya, kelak aku akan membahagiakan mereka. Menjadikan pemberian mereka tak akan sia-sia begitu saja. Aku Janji !

Hi Blog,



My sweety blog, how re u ? forgive me for not visiting you since long time, I hope u never leave me like I did u before…
agak rancu !
Jari-jari ini terasa kaku, entah apa yang membuatnya kian bisu… banyak cerita yang tak sempat aku tuangkan dalam blog ini, padahal cerita itu cukup untuk membuat yang membacanya menangis dan ikut terhanyut dalam penderitaan yang beberapa waktu lalu aku hadapi. Tapi, sebagai seorang yang berambisi menjadi penulis, menulis diatas kertas kini jadi alternative untukku. Bagiku menulis dengan pena atau pensil bukanlah hal yang menyenangkan, aku lebih suka untuk lebih banyak type daripada write. Tapi ini saatnya untukku memulai banyak mencoret-coret buku catatanku,.. rasanya lebih baik
Mustahil bagiku menjadi penulis, kalau aku melihat diriku sekarang, tapi tidak ada yang tidak mungkin sih, apa yang kita prediksikan bisa saja terjadi ataupun tidak, dan sebaliknya apa yang tak pernah kita prediksikan akan terjadi dan tak sejalan dengan keinginan kita. So.. ini bagian dari mimpiku.. kita semua tahu , hidup hanya satu kali, ya satu kali saja.. maka dari itu, akankah kita biarkan ini sia-sia ? walaupun kelak aku tidak akan jadi penulis, setidaknya aku telah bermimpi. Karena mimpilah yang akan mendorong kita untuk terus bekerja keras tanpa kita sadari.