“siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia dapat”
waktu aku SMP dulu, aku denger kata2 ini dari salah satu
sinetron kejar tayang di tv kalo gak salah sih judulnya si entong, tapi
gak tahu juga deh, lupa aku! yang jelas kata-kata ini sempet gak aku hiraukan.
secara, buat anak kecil, paling biar mereka rajin mengaji dan pandai bermimpi !
tapi, sekarang ini.. umur aku udah 17 tahun dan sudah banyak
hal yang aku mengerti dari sederet pertanyaan2ku masa-masa SMP dulu. salah
satunya ya ini .. man jadda wajada … sebelum aku baca novelnya ahmad
fuadi penulis novel yang judulnya sama persis dengan kata-kata ini… aku sudah
mempelajari ini sebelum nya kebetulan aku baru masuk pesantren waktu itu. dan
bait dari syair arab pertama yang aku pelajari ya ini man jadda wajada,
siapa yang sungguh-sungguh pasti ia akan dapat.
keadaan ayah dan ibu dirumah lagi gak beres, ayah bangkrut
.. bengkelnya ditutup padahal penghasilan ayah kerja juga gak seberapa eh ini
malah hilang begitu saja. ketika lulus SMP dulu, ayah daftarin aku kesalah satu
SMAN di Jakarta, karena kalau didepok itu sekolah mahal. aku keterima di slah
satu SMAN disana. SMAN 10 Jakarta. aku gak tahu . bahagia enggak sedih juga
enggak. tapi satu yang aku rasakan legaaaaa… disamping temen-temen yang
lain udah dapet sekolah impian mereka ketika aku masih pusing mikirin pilihan.
hari itu hari kamis. hari kapan aku daftar ulang di SMAN 10
jakarta. semua persyaratan lengkap. tinggal mantapkan hati dan lusa aku siap
untuk mengenakan rok abu-abu. walaupun tittle sekolah baru aku ini demen ama
yang namanya tawuran, tapi mau gimana lagi . banyak sms yang muncul di hp aku.
nanya kemana aku selanjutnya??? biar simple aku kirim sms yang sama ttg skolah
aku yg baru kesemua temen-temen aku. aku sih gak pernah berfikiran sampe
sekolah jauh-jauh kejakarta. tapi ini saatnya aku harus mandiri. bangun harus
subhuh. ya biasa bangun paling awal juga setengah 6. tapi nekat aja deh. pulang
juga harus jam 3 sore. tapi gapapa aku siap.
ketika itu, ibu lagi galau kayknya.. marah-marah sewot sama
ayah.. gak tega aku harus sekolah jauh sendirian ke Jakarta. shock ! ternyatta
masih ada yang gak rela aku ke sana. ibu bilang nanti aku terbawa pergaulan
bebas, padahal ibu percaya kalu aku orang yang kuat, patuh, dan ibu yakin aku
bisa jauhin tmn2 yg gak bener.. gak tahu kenapa. hanya ayah dan aku yang masih
mempertahankan argument untuk tetap sekolah dijkarta. aku menangis, sakit,
sedih .. dan extra frustasi.. “mau sekolah aja kok susah banget” dalam hati aku
menyesal.. kenapa 3 tahun si SMP aku gak pernah serius.. main main dan main.
dan saat itu aku baru merasakan akibatnya. gak bbisa tembus sekolah bagus kayak
saudara-saudaraku lainnya yang dengan mudah masuk ke SMAN favorite di depok.
aku hanya butuh Allah pada saat itu,.. semua terserah ibu
dan ayah saja. aku ikut. yg penting aku sekolah, aku ikhlas. aku mulai
membulatkan tekad. aku sekolah untuk menuntut ilmu. dimanapun sekolah
itu, raup sajalah ilmunya.
lusa, aku tiba disebuah asrama. bawa bawaan seadanya. gak
ada persiapan sama sekali. datang dan mulai mendafftar. upss.. pendaftaran
sudah ditutup bulan lalu. murid kami sudah membeludak. airmataku
bercucuran(darah kaleee) beneran aku seriusss… aku sedih banget kenapa sih mau
sekolah aja susah, pilah pilih sih.. gini kan jadinya. Alhamdulillah dulu ibu
pernah daftarin aku sebelumnya walaupun hanya naro nama dulu, belum bawa berkas
segala. malam itu juga. ibu ayah dan semua keluargaku ninggalin aku di pondok
ini. hiks.. !
aneh, gak biasa. terlalu banyak orang disini 1000 orang
lebih. 1 kamar 40 orang lagi. ugh ! kacau. ketemu sama anak-anak baru yang
cengeng, dan manja ! aku gak nyaman.
mandi ngantri, udah ngantri panjang.. diserobot sama santri
lama. “sial! belagu – belagu amat santri disini”. makan ngantri juga.. udah
cape ngantri Cuma dapet tempe dengan warna kuning puceet abis. dapet kamar sisa
dan juga dapet kelas paling ujung. masuk intensive lagi (karena aku dari SMP
yang harus memperdalami 2 bahasa pokok
pondok ini, English and arabic).
gak betah.. gak betaaahhh.. gak betahh …. uang saku habis
semua buat nelpon ayah sama ibu aja.. tambah gak betahhh …
hari berganti hari, aku gak mau jilat ludah sendiri. mulai
kucoba untuk beradaptasi dengan baik. walupun susah . tapi aku terus coba untuk
jadi orang yang menyenangkan. pertemanan mulai membaik. aku dikunjungi ayah dan
ibu sebulan satu kali saja dimana santri baru lainnya seminggu sekali. gpp. aku
gak suka kalau ayah yang kunjungi aku, aku lebih suka ibu yang kesini.
ibu dan ayah gak punya motor dirumah. kalau ibu kunjungi aku
disni yah.. gak jauh pake angkot. ibu bilang kapok karena gempor katanya. yahh!
akhirnya ayah yang sering gantiin ibu untuk kunjungi aku disni. ayah Cuma punya
satu motor. motor sitaan yang pajaknya udah mati. aku malu. jujur. tapi
seketika aku terenyuh, ayah kehujanan.. motor itu tak mempunyai lampu, bahkan
ayah tak memiliki SIM. ayah mengunjungi aku hanya modal shalawat nabi yang ia
selalu baca sepanjang perjalanan. dan yang ayah bawa Cuma pisang satu sisir
untukku.
aku mulai menyadari siapa diriku sebenarnya, ayah mulai
membuka hatinya untuk dekat denganku. sejak aku lahir aku tak pernah merasakan
kedekatan dengan ayah yang seperti ini. ayah melontarkan semua harapannya
padaku. mimpi-mimpinya yang dulu. kesulitan hidup yang ia hadapi. ia hanya tak ingin
itu semua terjadi padaku. sejak itu man jadda wajada adalah senjataku.
aku tak bisa mengerti pelajaran yang ada dipondok ini,
begitu sulit. huruf yang bengkok-bengkok itu membuat aku pusing.
menyambungkannya saja aku tak bisa. memalukan. bacaan sholat masih berantakan. dan
ibadah-ibadah yang lain pun aku masih bellum begitu arif. hanya sok tahu .
aku terus berusaha, berusaha, belajar, belajar , belajar dan
berdo’a. aku tinggalkan maksiat semampuku. aku merasakan kedekatan kepada rabb,
aku merasakan cinta dan kasih sayang yang begitu mendalam pada ibu dan ayah,
aku tak bisa melihat keluargaku bersedih. aku harus bangkit. aku harus bisa
menjadi apa yang mereka inginkan. walau dulu ku fikir tak mampu . tapi kini
kutak mampu untuk membuang-buang waktu. aku dapatkan apa yang kuinginkan. ibu
dan ayah bahagia. begitu juga aku.
aku suka dengan belajar, aku suka dengan membaca, aku suka
bertaqorrub kepada Allah. aku suka dengan hidupku sekarang. ini dimulai sejak 3
tahun yang lalu.
No comments:
Post a Comment